Assalamu’alaykum Saditra,


Sekretariat : Komp. Bojongmalaka Indah No.49 ,Blok I-4 , Desa Bojongmalaka, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung 40375.
SK. Kemenkumham No. : AHU-0006868.AH.01.12.TAHUN 2023, Tanggal 17 Maret 2023 Telepon 022 6375 6340

Yayasan Peduli Disabilitas Netra

Sekilas Tentang YPDN

Foto ini menunjukkan sekelompok orang yang berdiri bersama di dalam ruangan. Mereka memegang sebuah papan besar yang berisi informasi tentang "Yayasan Peduli Disabilitas Netra (YPDN) Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat".
Yayasan Peduli Disabilitas Netra, Yang selanjutnya disingkat menjadi YPDN, adalah lembaga yang berfokus meningkatkan mutu penyandang disabilitas netra dari berbagai sektor yang dapat dijangkau.
Bertujuan untuk mewujudkan Disabilitas Netra Yang unggul dan berkualitas, YPDN siap bersinergi dengan berbagai pihak untuk merealisasikan cita-cita tersebut. Yayasan Peduli Disabilitas Netra,
(YPDN), Didirikan di Bandung pada 17 Maret 2023, yang diawali dengan bergabungnya sejumlah tokoh organisasi Penyandang Disabilitas Netra dan beberapa relawan, berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup Disabilitas Netra melalui didirikanya yayasan. Selengkapnya

Ulurkan Tangan Menjadi Sahabat Disabilitas Netra

Mari, jadilah bagian dari pemberdayaan disabilitas Netra yang unggul dan berkualitas Donasi/Infaq

Wajib tahu! Ini 4 Cara Sederhana Menjaga Semangat Iman Meski dalam Keterbatasan

Tanpa Melihat, Kita Tetap Bisa Tumbuh

Penulis: Regina Sabila (Kepala Departemen Keagamaan Dan Pengembangan Dakwah)

Editor: Tim Redaksi YPDN

Tidak semua orang menjalani hidup dengan kondisi yang sama. Sebagian bisa melihat dunia dengan jelas, sebagian lainnya hidup dalam keterbatasan penglihatan.

Tapi satu hal yang pasti: iman bukan sesuatu yang hanya bisa dirasakan oleh yang memiliki segalanya secara fisik. Iman tumbuh dari dalam—dari hati yang sadar, dari usaha yang sungguh-sungguh.

Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.
(QS. Al-Hajj: 46)

Ayat ini tidak sedang menyindir orang yang tak mampu melihat secara fisik. Ayat ini sedang mengingatkan bahwa yang membuat manusia sesat bukan karena inderanya tidak berfungsi, melainkan karena hatinya tertutup.

Karena itu, iman bukan soal bisa melihat, tapi soal bisa merasa dan memahami.

Baca juga:  Penting, Ini Dia Amalan Shahih Dan Keutamaan Malam Nisyfu Sya’ban

Berikut beberapa cara sederhana yang bisa membantu kita tetap menjaga semangat iman—baik dalam keterbatasan maupun dalam kelapangan.

1. Pahami Bahwa Keterbatasan Bukan Penghalang untuk Berbuat Baik

Terkadang, kita terlalu fokus pada apa yang tidak bisa kita lakukan, sampai lupa bahwa masih banyak hal baik yang bisa dikerjakan.

Kita mungkin tidak bisa membaca kitab langsung, atau datang ke kajian secara rutin. Tapi kita bisa mendengarkan, bisa bertanya, bisa berbagi lewat suara, tulisan, atau sekadar menjadi teman yang baik.

Allah tidak pernah menilai besar kecilnya tindakan semata. Yang dinilai adalah keikhlasan dan usaha.

Maka selama kita berusaha untuk tetap dekat kepada-Nya—meski dengan cara yang berbeda—itu sudah cukup berharga di sisi-Nya.

2. Iman Bisa Dirawat dengan Hal-Hal Kecil yang Konsisten

Menjaga iman tidak harus dimulai dari hal besar. Bahkan, terlalu memaksakan diri justru bisa membuat kita lelah.

Baca juga:  AWALI DARI KEBAIKAN, YPDN GELAR TABLIGH AKBAR BERSAMA AA GYM DIAWAL RAMADHAN

Cobalah mulai dari hal-hal kecil yang bisa dilakukan setiap hari:

Mendengarkan murottal atau kajian singkat
Menulis catatan harian tentang perasaan dan perenungan diri
Berdoa dengan bahasa sendiri, jujur dari hati
Saling mengingatkan kebaikan dengan teman-teman

Seperti yang disampaikan Rasulullah ﷺ: “Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang paling terus-menerus meskipun sedikit.” (HR. Bukhari & Muslim)

3. Jangan Menilai Diri Sendiri atau Orang Lain Berdasarkan Fisik atau Kondisi

Kita semua sama-sama manusia, dengan potensi untuk berbuat baik maupun melakukan kesalahan.

Keterbatasan fisik, seperti tidak bisa melihat, tidak membuat seseorang lebih baik atau lebih buruk dari yang lain.

Setiap orang punya jalan hidupnya masing-masing, dan pilihan-pilihan dalam menjalani kehidupan itulah yang menjadi penentu arah iman kita.

Alih-alih menilai, lebih baik saling menguatkan.

Baca juga:  Selamat Menyambut Bulan Suci Ramadhan 1446 Hijriyah, Memaknai Ramadhan Sebagai Bulan Istimewa

Karena tidak ada yang lebih suci atau lebih hina hanya dari kondisi lahiriah. Yang membedakan hanyalah ketulusan dalam memperbaiki diri.

4. Bertumbuh Tidak Harus Sendirian

Berjuang menjaga iman bisa jadi terasa berat kalau dijalani sendirian.

Maka penting untuk mencari teman atau lingkungan yang mendukung. Tidak harus besar, cukup satu atau dua orang yang bisa menjadi tempat berbagi, saling mengingatkan, dan tumbuh bersama.

Kalau belum ada? Jadilah orang yang memulai. Karena setiap perubahan besar sering kali dimulai dari satu langkah kecil yang konsisten dan niat yang lurus.

Penutup:

Allah tidak pernah menuntut kita menjadi sempurna. Yang Allah harapkan hanyalah usaha kita untuk terus mendekat, meskipun perlahan, meskipun terbatas.

Maka jangan biarkan keterbatasan menjadi alasan untuk berhenti bertumbuh.

Karena dalam keterbatasan pun, kita tetap bisa mendekat. Dalam gelap sekalipun, iman tetap bisa menyala.


Diterbitkan

dalam

oleh

Related Posts

None found

Yuk, Ulurkan Tangan Menjadi Sahabat Disabilitas Netra

Mari, jadilah bagian dari pemberdayaan disabilitas Netra yang unggul dan berkualitas
Berdonasi lah sekarang, dan tempatkan diri kita sebagai penebar manfaat bagi orang lain. Donasi Sekarang

Kontak kami

Berbincang dengan kami dan kunjungi Sekretariat YPDN!

Sekretariat :

Komp. Bojongmalaka Indah No.49 ,Blok I-4 , Desa Bojongmalaka, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung 40375.

IkutiSocial Media Kami

Instagram Facebook YouTube Channel Tiktok Twitter/X

Yayasan Peduli Disabilitas Netra

Kalam Mutiara
error: Content is protected !!