Saditra, bulan Ramadhan telah meninggalkan kita dengan sejuta kenangan indah. Saat-saat khusyuk beribadah, tadarus Al-Qur’an, sholat malam, dan sedekah seakan menjadi napas keseharian kita.
Namun, kini Ramadhan telah pergi. Pertanyaannya, apakah semangat ibadah kita ikut pergi bersama dengannya? Atau justru kita tetap istiqomah, menjaga iman dan ketaqwaan sebagaimana saat Ramadhan?
Allah Subhanaahu Wata’ala berfirman dalam Al-Qur’an Surah Ali Imran ayat 102:
“Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah Subhanaahu Wata’ala dengan sebenar-benar taqwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.”
Ayat ini mengingatkan kita bahwa ketaqwaan bukanlah musiman, bukan hanya saat Ramadhan tiba. Iman harus terus dijaga, dirawat, dan ditingkatkan setiap saat. Rasulullaah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda:
“Amal yang paling dicintai Allah Subhanaahu Wata’ala adalah amal yang terus-menerus dilakukan meskipun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Saditra, sebagai penyandang disabilitas netra, mungkin kita memiliki keterbatasan fisik, tetapi iman dan ketaqwaan tidak pernah terhalang. Justru, ketulusan ibadah kita di mata Allah Subhanaahu Wata’ala bernilai sama, bahkan bisa lebih mulia karena kesungguhan kita dalam beribadah meski dengan segala keterbatasan.
Lalu, bagaimana agar iman dan taqwa kita tidak kendor setelah Ramadhan?
- 1. Terus Membaca Al-Qur’an
Ramadhan mengajarkan kita untuk akrab dengan Al-Qur’an. Jangan berhenti membacanya hanya karena Ramadhan usai.
Manfaatkan teknologi seperti aplikasi Al-Qur’an bersuara atau braille Qur’an untuk tetap setia pada kitabullah.
- 2. Pertahankan Sholat Malam
Meski tidak lagi tarawih, usahakan untuk bangun malam, walau hanya dua rakaat. Sholat tahajud adalah penghubung istimewa antara hamba dan Rabb-nya.
- 3. Jaga Silaturahmi dan Sedekah
Ramadhan mengajarkan kita untuk peduli pada sesama. Teruslah bersedekah, sekecil apa pun, karena itu adalah bukti keimanan.
- 4. Bergaul dengan Orang Sholih
Carilah teman atau komunitas yang bisa mengingatkan kita pada kebaikan. Lingkungan yang baik akan menjaga hati kita tetap terpaut pada Allah Subhanaahu Wata’ala.
- 5. Muhasabah Diri
Evaluasi diri setiap hari. Apakah kita sudah lebih baik dari kemarin? Atau justru iman kita mulai menurun?
Penutup
Saditra, Ramadhan adalah madrasah yang mengajarkan kita disiplin ibadah. Kini, saatnya kita membuktikan bahwa pelajaran itu tidak sia-sia. Mari jadikan seluruh bulan dalam setahun seperti Ramadhan dalam ketakwaan.
Allah Subhanaahu Wata’ala tidak melihat fisik kita, tetapi melihat ketakwaan dan keikhlasan kita. Mari terus berjalan, meski perlahan, asal tidak berhenti. Karena ketaqwaan yang sesungguhnya adalah ketika kita tetap istiqomah, meski Ramadhan telah pergi.
“Ya Allah , jadikanlah kami hamba-Mu yang senantiasa istiqomah dalam iman dan ketaqwaan, hingga akhir hayat kami.”
Aamiin.