Saditra, Yayasan Peduli Disabilitas Netra,
Adalah yayasan yang berfokus pada peningkatan mutu penyandang tunanetra atau Disabilitas Netra.
Lalu, Siapa kah mereka? Yuk kenalan
Apa itu Tunanetra
Istilah “tunarnetara” merujuk pada individu yang mengalami gangguan penglihatan, baik sebagian maupun seluruhnya.
Secara bahasa, kata ini berasal dari gabungan “tuna” yang berarti kurang atau tidak dan “netra” yang berarti mata atau penglihatan. Oleh karena itu, secara harfiah, tunanetra berarti “kurang atau tidak memiliki penglihatan”.
Namun, definisi ini terlalu sempit untuk menggambarkan kompleksitas kondisi dan pengalaman individu tunanetra. Lebih dari sekadar kekurangan penglihatan, tunanetra merupakan kondisi yang memengaruhi seluruh aspek kehidupan seseorang, menuntut adaptasi dan inovasi dalam cara mereka berinteraksi dengan dunia.
Secara medis, tingkat keparahan gangguan penglihatan pada individu tunanetra bervariasi. Ada yang mengalami kebutaan total (Totally Blind) sedangkan yang lain mungkin masih memiliki sisa penglihatan atau low vision.
Penyebab Ketunanetraan
Meskipun sangat terbatas, Penyebab ketunanetraan juga beragam, mulai dari faktor genetik, penyakit (seperti glaukoma, katarak, retinitis pigmentosa), cedera, hingga komplikasi selama kehamilan atau persalinan.
Oleh karena itu, tidak tepat untuk menggeneralisasi pengalaman dan kemampuan semua individu tunanetra.
Bagaimana Memahami Indifidu Tunanetra?
Memahami individu tunanetra membutuhkan pendekatan holistik yang melampaui batasan fisik. Mereka bukan sekadar individu yang “tidak bisa melihat”, melainkan individu yang mengembangkan kemampuan dan strategi unik untuk bernavigasi dan berinteraksi dengan lingkungan mereka.
Indra lain seperti pendengaran, sentuhan, dan penciuman menjadi lebih tajam dan terlatih untuk mengkompensasi keterbatasan penglihatan. Contohnya, mereka mungkin menggunakan tongkat untuk mendeteksi rintangan, mengenali suara untuk mengidentifikasi lokasi, atau mengenali tekstur untuk mengidentifikasi objek.
Lebih jauh lagi, penting untuk menyadari bahwa kemampuan kognitif, emosional, dan sosial individu tunanetra sama beragamnya dengan individu yang dapat melihat. Mereka memiliki potensi yang sama untuk mencapai prestasi akademis, profesional, dan pribadi yang tinggi.
Namun, akses terhadap pendidikan inklusif, pelatihan vokasional yang tepat, dan lingkungan yang suportif sangat krusial untuk memungkinkan mereka untuk mengembangkan potensi tersebut.
Prasangka dan diskriminasi dapat menjadi hambatan yang signifikan bagi partisipasi penuh mereka dalam masyarakat.
Oleh karena itu, memahami individu tunanetra membutuhkan lebih dari sekadar pemahaman medis.
Ini membutuhkan empati, kesadaran, dan komitmen untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung, di mana mereka dapat berpartisipasi sepenuhnya dalam semua aspek kehidupan.
Kita harus menghindari stereotipe dan asumsi yang membatasi, dan fokus pada kemampuan dan potensi mereka sebagai individu yang utuh dan berharga.
Dengan melampaui batasan penglihatan, kita dapat menghargai keunikan dan kontribusi individu tunantra bagi masyarakat.
Disinilah YPDN hadir, untuk mengambil peran, mengajak seluruh kelompok masyarakat membangun pemberdayaan dan mewujudkan lingkungan yang inklusif untuk tunanetra dengan kolaboratif.